Pesatnya perkembangan hijab fashion, style hijab juga sudah mengalami banyak perubahan hampir di setiap waktu dan tahunnya. Di Mulai dari trend hijab pada era 80-90an sampai sekarang ini memiliki trend hijab yang juga berbeda. Semua Muslimah sudah pasti akan memilih untuk mengenakan hijab dengan trend yang sedang populer berkembang pada saat ini. Agar Muslimah tetap bisa tampil styish dan modes, Ayo kita intip trend hijab yang sudah out of date ini.
Segi empat Teplek
Coba kamu perhatikan, trend hijab di era tahun 80-90an lagi populer hijab segi empat dengan gaya hijab teplek alias gaya hijab segi empat yang bagian keningnya dibuat “teplek” atau menempel pada dahi. Gaya hijab ini sudah lumayan lama sekali dan sering sekali dipakai oleh Muslimah hijabers pada jaman itu. Pemilihan warna hijab itu masih terkesan monoton warnanya itu itu aja seperti warna hitam, abu-abu, coklat, biru dan lain-lain. Hijabers pada zaman itu belum terlalu pede dengan pemakain hijab yang berwarna-warni. Meskipun warna-warna seperti pink dan merah sudah dipakai juga tetapi hanya sedikit beberapa hijabers saja yang menggunakannya.
Segi empat Ciput
Pada awal tahun 2000-an, sudah di mulai trend gaya hijab segi empat ciput dengan topi. Dengan menggunakan ciput itu, gaya hijab mereka enggak menjadi teplek lagi. Sehingga ini menjadi sebuah inovasi yang baru khususnya bagi pengguna hijab. Yang Menjadi Uniknya, gaya hijab segi empat ciput ini bisa menyesuaikan dengan semua bentuk wajah kamu. Sehingga siapapun yang memakainya akan terlihat lebih proporsional. Di tahun ini pula, hijab dengan motif juga mulai digemari oleh para Hijabers.
Hijab Layer
Tadi hijab ciput lagi trend di awal 2000an. Pada akhir tahun yang sama 2000-an trend hijab yang mulai populer adalah hijab layer. Trend Gaya hijab layer ini sudah diperkenalkan oleh desainer top papan atas, Dian Pelangi. Kreasi hijab layer ini dipakai dengan menyematkan jarum pentul pada inner sisi wajah membuat si pemakai hijab terlihat lebih anggun dan cantik. Warna-warni hijab yang dipakai pun juga mulai