Hijab Khusus Untuk Perawat Di Rumah Sakit

Perawat Rumah sakit memiliki mobilitas tinggi untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak pasien dengan bermacam jenis penyakit. Untuk mensupport aktivitas kegiatan perawat ini dibutuhkan pakaian hijab khusus perawat Muslimah yang di desain tidak menghambat dan mengganggu rutinitas  pekerjaan mereka. Perawat Muslimah yang bekerja di rumah sakit sadar akan tantangan yang dialami oleh seorang perawat muslimah yang berhijab pada saat bekerja.

Perawat yang memakai hijab semakin banyak karena tuntutan sebagai Muslimah yang taat kepada tuntutan agama islam wanita wajib mengenakan hijab. Mau bekerja sebagai apapun wajib berhijab. Ada beberapa rumah sakit  masih ada aturan memasukkan hijab ke dalam pakaian. Meskipun, ruangan yang dikunjungi bukan ruang operasi. Karena beralasan, perawat ini orang yang lebih sering bertemu dan bersentuhan dengan pasien. Aturan panjang hijab dibuat untuk meminimalisasi hijab menjadi media kuman atau virus berpindah. Dan juga hijab dirasa tidak nyaman digunakan saat akan menggunakan stetoskop.

Perawat rumah sakit biasanya berusaha menggunakan stetoskop dengan memasukkan dari dalam atau langsung dari sisi wajah. Kalua hanya bertemu hanya satu pasien, ini tidak bermasalah. Akan tetapi, berbeda jika ada lebih dari lima pasien yang harus dilayani oleh perawat. Dari kasus ini muncul dengan dua inovasi utama, yaitu menyediakan dua lubang di dekat telinga untuk penggunaan stetoskop. Dengan desain hijab seperti, perawat tidak kesusahan lagi saat menggunakan alat stetoskop. Hijab pun dibuat dengan menggunakan dua lapisan. Pada lapisan per tama terdapat dua lubang di bagian telinga dan lapisan kedua untuk menutup lubang tersebut.

Inovasi yang kedua, yaitu penggunaan tali di bagian depan yang bisa ditarik ke belakang untuk menyingkap hijab. Penggunaan tali ini sama seperti menggunakan apron saat masak. Penggunanya cukup mengikat ke belakang saat akan menunduk memeriksa pasien sehingga hijab tidak bersentuhan dengan kuman dari pasien, tapi tetap menutupi bagian dada.

Ia menyebut, sebetulnya hijab untuk stetoskop ini sudah ada di pasaran. Namun, saat akan diaplikasikan dalam dunia ke perawatan menjadi tidak bisa dipakai karena tidak memenuhi aturan-aturan yang ada. Hijab-hijab ini bisa digunakan oleh profesi kesehatan yang lain seperti dokter yang tidak memiliki seragam.

“Kita memang fokus membat hijab untuk perawat. Karena, meskipun ada yang jual di pasaran, nggak bisa dipakai. Kita terpaku pada SK dari masing-masing instansi,” Hijaber pun kini memiliki tiga model utama untuk hijabnya. Pertama model pasmina instan untuk praktik di lapangan, model bergo untuk di kampus dan lebih formal, dan segi empat. Kisaran harga yang dipatok dari Rp 80.000 hingga Rp 100.000.

Proses pembuatan desain hijab ini dilakukan selama hampir satu tahun pada 2017. Satu tahun kemudian baru brand hijab ini bisa dipasarkan. Pertama kali dikenalkan di acara fakultas, International Symposium and Festival Nursing.

Tinggalkan Balasan